Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda dalam sebuah hadits:
تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما كتاب الله
وسنة نبيه
Artinya: “Telah kutinggalkan pada kalian dua
perkara, yang kalian tidak akan pernah tersesat selama kalian berpegang teguh
pada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR.
At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad)
Hadits ini merupakan penegasan bahwa seorang
mukmin harus berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah jika ingin selamat. Allah ta’ala bahkan memberikan ancaman berat bagi
siapapun yang mengabaikan peringatan-Nya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dia
‘azza wa jalla berfirman:
ومن أعرض عن ذكرى فإن له معيشة ضنكا ونحشره يوم
القيمة أعمى
Artinya:”Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit (di dunia) dan Kami akan
kumpulkan dia di hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaahaa [20]: 124)
Dari sini bisa kita
pahami bahwa kita wajib menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman
hidup kita. Pada tulisan kali ini, saya akan menyampaikan
beberapa pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman berdasarkan hadits-hadits
shahih yang saya kutip dari kitab Riyadush Shalihin. Berikut
hadits-haditsnya.
1. Bersegera
Berbuat Amal Shalih
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله
عليه و سلم قال : بادروا بالأعمال الصالحة فستكون فتن كقطع الليل المظلم
يصبح الرجل مؤمنا ويمسي كافرا ويمسي مؤمنا ويصبح كافرا يبيع دينه بعرض من الدنيا
Artinya: “Dari Abi Hurairah radhiyallahu
‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Bersegeralah kalian melakukan amal-amal shalih, karena akan terjadi fitnah
(bencana) yang menyerupai malam yang gelap gulita, dimana ada seseorang pada
waktu pagi ia beriman tetapi pada sore harinya ia kafir, pada waktu sore ia
beriman tetapi pada pagi harinya ia kafir, ia menukar diin-nya dengan sedikit
keuntungan dunia’.” (HR. Muslim)
Rasulullah memberitahukan kita akan adanya masa
fitnah, yang saat itu seseorang pada pagi harinya masih beriman namun sore
harinya telah kafir. Mereka dengan mudahnya menanggalkan keimanan hanya karena
keuntungan dunia yang sedikit dan sesaat. Semoga kita terhindar dari masa
fitnah tersebut. Mari kita bersegera melakukan amal shalih yaitu amal yang
ikhlas karena Allah ta’ala dan sesuai tuntunan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
selagi kita masih sempat dan ada waktu.
2. Mengikut
Tuntunan Allah dan Rasul-Nya dalam Beragama
عن عائشة رضي الله عنها قالت قال رسول الله صلى
الله عليه و سلم : من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
Artinya: “Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,
beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa
yang mengada-ada (membuat hal yang baru) dalam urusan agama kita ini yang tidak
ada dasar daripadanya, maka itu tertolak’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini dengan sangat tegas melarang kita
membuat hal-hal yang baru, baik amalan maupun pemahaman, dalam urusan diin
Islam, yang sama sekali tidak dijelaskan baik secara tersirat maupun tersurat
dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
3. Beramal
Ikhlas Hanya Karena Allah Ta’ala
عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب رضي الله
عنه قال ، سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : إنما الأعمال بالنيات وإنما
لكل امرئ ما نوى فمن كانت هجرته ألى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله ومن كانت
هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه
Artinya: “Dari Amirul Mu’minin Abu Hafsh
‘Umar ibn al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, saya mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bahwasanya semua amal itu
tergantung niatnya, dan bahwasanya apa yang diperoleh oleh seseorang adalah sesuai
dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrah karena Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya akan diterima oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan
barangsiapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang akan
dinikahinya, maka hijrahnya itu hanya memperoleh apa yang diniatkannya dalam
hijrahnya tersebut’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits ini bisa kita pahami, sebanyak apapun
amal yang kita lakukan, jika tak diniatkan karena Allah ta’ala maka amal
tersebut tak akan diterima oleh Allah.
4. Istiqamah
dalam Keimanan
عن أبي عمر وقيل أبي عمرة سفيان بن عبد الله رضي
الله عنه قال قلت يا رسول الله قل لي فى الإسلام قولا لا أسأل عنه أحدا غيرك ، قال
: قل أمنت بالله ثم استقم
Artinya: “Dari Abi ‘Amr, ada yang mengatakan
Abi ‘Amrah Sufyan ibn ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, saya
berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, wahai Rasulullah,
ajarkanlah kepada saya suatu ucapan yang mencakup tentang Islam, yang saya
tidak akan bisa menanyakan kepada selain Anda. Rasulullah menjawab, ‘Katakanlah
saya telah beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah (dalam pendirianmu
tersebut)’.” (HR. Muslim)
Istiqamah maksudnya adalah teguh pendirian, tidak
goyah oleh masalah yang menghadang. Rasulullah mengajarkan kepada shahabat (dan
tentu kepada kita semua) untuk istiqamah dalam keimanan, istiqamah di jalan
yang haq, yaitu diin Islam yang lurus.
5. Amar Ma’ruf
Nahi Munkar
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال ، سمعت رسول
الله صلى الله عليه و سلم يقول : من رأى منكم منكرا فليغيره بييده فإن لم يستطع فبلسانه
فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان
Artinya: “Dari Abu Sa’id al-Khudri
radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran,
maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka ubahlang dengan lisannya,
jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman’.”
(HR. Muslim)
Ma’ruf maksudnya adalah segala hal yang
diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan munkar (kemungkaran) adalah segala
kemaksiatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Amar ma’ruf maksudnya mengajak pada
ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, sedangkan nahi munkar maksudnya mencegah
orang untuk berbuat kemaksiatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam memerintahkan kita untuk mengubah kemungkaran, artinya menghilangkan
kemaksiatan yang ada dan mengubahnya menjadi ketaatan kepada Allah dan
Rasul-Nya. Perubahan itu dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
(1) mengubah dengan tangan, maksudnya dengan
kekuatan fisik, jika kita memang mampu melakukannya dan tak mengakibatkan
kemudharatan yang lebih besar. Ini adalah hal pertama yang harus dilakukan
terhadap kemungkaran. Berkaitan dengan kemaksiatan atau kemungkaran sistemik,
seperti bank ribawi, menjamurnya tempat maksiat, merajalelanya khalwat dan
ikhtilath, terbukanya aurat wanita di tempat-tempat umum, diterapkannya
hukum-hukum kufur oleh penguasa, maka ini adalah tugas penguasa untuk
mengubahnya. Penguasa atau pemerintah dengan wewenang dan kekuatan yang
dimiliki akan mampu mengubah semua kemaksiatan yang terang-terangan tersebut.
Kita berdoa kepada Allah semoga Allah membukakan pintu hidayah kepada para
penguasa untuk bersedia menerapkan hukum-hukum Allah dan menghentikan seluruh
kemaksiatan sistemik yang ada.
(2) jika cara pertama tak mampu dilakukan, maka
perubahan perlu dilakukan dengan lisan. Ini bisa dilakukan oleh semua orang
yang memiliki ilmu tentang apa yang haq dan apa yang batil. Semua ulama, muballigh
dan da’i wajib mengubah kemaksiatan dengan lisan mereka, yaitu dengan
menjelaskan kemaksiatan tersebut kepada umat dan mengajak umat untuk
menjauhinya, sekaligus memberi nasihat kepada pelaku maksiat untuk menghentikan
kemaksiatannya.
(3) jika cara kedua pun tak mampu dilakukan,
karena sedikitnya ilmu atau khawatir akan mendapat mudharat yang besar jika
dilakukan, minimal setiap orang harus mengubah kemungkaran tersebut melalui
hatinya. Maksudnya, setiap orang harus mengingkari dan tidak ridha terhadap
kemaksiatan tersebut. Ini dikatakan Rasul sebagai selemah-lemahnya iman, lalu
bagaimana dengan orang yang memfasilitasi dan melindungi kemaksiatan dan para
pelaku maksiat?
Amar ma’ruf dan nahi munkar merupakan karakter
utama umat Islam, silakan cek di surah Ali ‘Imran ayat 104 dan 110.